1.
Bisnis Dalam
Bidang Pertanian
o
Macam-macam bisnis pertanian
Bisnis sektor
pertanian Indonesia bisa dibilang cukup beraneka ragam dan menjanjikan sebuah
keuntungan. Bagaimana tidak, mayoritas perekonomian masyarakat Indonesia
bergerak di sektor pertanian. Sektor pertanian yang dimaksud tersebut bukan
hanya pertanian dalam artian sempit akan tetapi merambah ke pertanian dalam
artian luas. Sektor pertanian dalam artian luas tersebut sangat memberi prospek
dalam berbisnis. Sektor itu dapat dikelompokkan menjadi:
1.
Bisnis Pertanian Rakyat
Bisnis pertanian
rakyat atau disebut dengan pertanian dalam artian sempit merupakan sektor yang
tidak asing lagi di kalangan masyarakat Indonesia. Banyak masyarakat di
Indonesia yang menggeluti bisnis sektor ini dari jaman dahulu secara turun
temurun hingga saat ini. Dikarenakan turun temurun tersebut, bisnis pertanian
rakyat bisa dibilang mempunyai berbagai variasi jenis. Bisnis pertanian rakyat
bisa meliputi jenis pertanian pangan, sayuran, buah-buahan, serta tanaman lain
yang mempunyai potensi diperjual belikan.
2. Bisnis Perkebunan
Bisnis perkebunan
merupakan bisnis usaha penanaman lahan dengan berbagai tanaman keras. Ada dua
macam perkebunan, yaitu perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Perkebunan
rakyat adalah perkebunan yang dikelola oleh rakyat. Perkebunan besar biasanya
dikelola oleh pemerintah atau perusahaan perkebunan. Perkebunan besar biasanya
menanam karet, kelapa, kelapa sawit, dan tebu. Bukan hanya itu, akan tetapi
tanaman perkebunan dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu tanaman
musiman dan tanaman tahunan.
1) Contoh tanaman
perkebunan musiman atau berumur pendek adalah tebu, tembakau, dan rosela.
2) Contoh anaman
perkebunan tahunan atau berumur panjang atau tahunan adalah teh, kopi, cengkeh,
lada, karet, kelapa, dan kelapa sawit. Hasil perkebunan tersebut kebanyakan
lebih ditujukan untuk ekspor sehingga dapat menghasilkan omset yang besar dan
sangat menjanjikan. Tak heran jika sektor ini sekarang menjadi incaran para
pengusaha konglongmerat di negeri ini.
3. Bisnis Kehutanan
Bisnis
kehutanan adalah bisnis usaha pengelolaan komoditas hasil hutan seperti kayu–kayu besar, rotan, damar, kemenyan dan lainya. Dari
kesemua hasil tersebut salah satu hasil hutan yang akhir-akhir ini cukup
prospek adalah pengolahan kayu jati. Produk pengolahan kayu jati ini cukup laku
dipasaran. Pusat pengolahan kayu jati tersebut banyak terdapat di Jawa Barat,
Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Daerah penghasil kayu jati hutan adalah
Kalimantan, Sumatera, dan Papua.
4. Bisnis Peternakan
Bisnis peternakan
adalah bisnis usaha memelihara binatang peliharaan yang dapat diambil
manfaatnya sehingga mampu memberikan suatu keuntungan. Usaha bisnis peternakan
dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu peternakan hewan besar, peternakan hewan
kecil, dan peternakan unggas.
1) Contoh
peternakan hewan besar adalah peternakan sapi, kerbau, dan kuda. Peternakan
hewan besar banyak dilakukan di daerah dengan padang rumput yang luas.
Contohnya di Nusa Tenggara Timur.
2) Contoh peternakan
hewan kecil adalah peternakan kambing, domba, kelinci, dan babi.
3) Contoh peternakan
unggas adalah peternakan ayam, itik, entok, dan burung.
Bisnis peternakan di
Indonesia ada yang dikelola secara kecil-kecilan dan ada juga yang dikelola
secara besar-besaran. Peternakan kecil-kecilan dilakukan di rumah-rumah
penduduk, contohnya peternakan ayam, kambing, kerbau, dan kelinci. Peternakan
besar-besaran biasanya dilaksanakan oleh pemerintah dan pengusaha swasta. Kedua
sektor usaha peternakan tersebut menghasilkan daging, telur, susu, dan kulit.
Komoditas tersebutlah yang biasanya selalu memenuhi permintaan konsumen di
pasar dalam skala Nasional.
5. Bisnis Perikanan
Sebagaimana kita
ketaui, Indonesia mempunyai wilayah perairan yang sangat luas. Hal tersebut
dikarenakan Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri lebih dari tujuh
belas ribu pulau. Dari sisi itulah Indonesia bisa dibilang mempunyai potensi
bisnis usaha perikanan yang menjanjikan.
Uraian mengenai
macam-macam bisnis pertanian diatas sepertinya selaras terhadap yang dikatakan
oleh (Mubyarto, 1986:21) bahwa pertanian terbagi ke dalam pertanian dalam arti
luas dan pertanian dalam arti sempit, yang mana keduanya mempunyai potensi
bisnis pertanian yang bagus. Bisnis sektor pertanian yang dimaksud mencangkup:
1) Pertanian
rakyat (disebut juga sebagai pertanian dalam arti sempit).
2) Perkebunan
(termasuk didalamnya perkebunan rakyat atau perkebunan besar).
3) Kehutanan.
4) Peternakan.
5) Perikanan
(dalam perikanan dikenal pembagian lebih lanjut yaitu perikanan darat dan
perikanan laut).
o
Potensi bisnis pertanian di Indonesia
Indonesia merupakan
negara kepulauan dengan kurang lebih 17.508 pulau yang tersebar di 33 provinsi.
Hal tersebut menjadikan Indonesia memiliki potensi alam yang sangat melimpah
akan keanekaragaman flora dan faunanya. Selain itu Indonesia juga dikenal
sebagai negara agraris. Sebagai Negara agraris, Indonesia memiliki tanah yang
subur dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis tanaman pertanian. Banyak
sekali jenis tanaman yang bisa ditanam di Indonesia seperti sayur- mayur, tanaman
obat-obatan, tanaman pangan seperti padi-padian, umbi -umbian hingga pertanian
kayu-kayu berkualitas tinggi dan bernilai jual mahal.
1.
Potensi Keanekaragaman Hayati
Indonesia memiliki
potensi sumberdaya alam, termasuk plasma nutfah, yang melimpah. Bio-diversity
darat Indonesia merupakan terbesar nomor dua di dunia setelah Brasil, sedangkan
bila termasuk biodiversity laut maka Indonesia merupakan terbesar nomor satu di
dunia. Hal ini dapat dilihat dengan beragamnya jenis komoditas pertanian
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan yang sudah sejak lama
diusahakan sebagai sumber pangan dan pendapatan masyarakat.
Aneka ragam dan
besarnya jumlah plasma nutfah tanaman dan hewan menjadikan Indonesia mempunyai
potensi bisnis yang prospek. Dari hasil keranekaragam tersebut bermunculan
bahan olahan yang dapat digunakan dalam proses bahan baku industri. Banyak
orang-orang yang memanfaatkan potensi tersebut dengan mencoba mendirikan
industri rumah tangga. Atas adanya industri rumah tangga tersebut, para
angkatan kerja banyak yang terserap, dan mampu meningkatkan perekonomian
masyarakat.
2. Potensi Lahan
Ada banyak potensi
lahan di Indonesia yang bisa digunakan dan bisa digarap petani Indonesia. Jika
kesemuanya itu bisa dimanfaatkan dengan baik, maka akan menjadi sebuah peluang
bisnis yang menguntungkan. Banyak potensi yang dimiliki Indonesia yang bisa
mejadi peluang bisnis karena Indonesia itu adalah negara yang kaya akan sumber
daya alam dan memiliki tanah yang subur. Oleh karena itu kita harus bisa memafaatkan
kekayaan Indonesia dengan baik dan benar sehingga menjadi peluang bisnis yang
menguntungkan.
Indonesia memiliki
potensi ketersediaan lahan yang cukup besar dan belum dimanfaatkan secara
optimal. Data dari kajian akademis yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal
Pengelolaan Lahan dan Air, Kementerian Pertanian pada tahun 2006 memperlihatkan
bahwa total luas daratan Indonesia adalah sebesar 192 juta ha, terbagi atas 123
juta ha (64,6 persen) merupakan kawasan budidaya dan 67 juta ha sisanya (35,4 persen)
merupakan kawasan lindung. Dari total luas kawasan budidaya, yang berpotensi
untuk areal pertanian seluas 101 juta ha, meliputi lahan basah seluas 25,6 juta
ha, lahan kering tanaman semusim 25,3 juta ha dan lahan kering tanaman tahunan
50,9 juta ha. Sampai saat ini, dari areal yang berpotensi untuk pertanian
tersebut, yang sudah dibudidayakan menjadi areal pertanian sebesar 47 juta ha,
sehingga masih tersisa 54 juta ha yang berpotensi untuk perluasan areal
pertanian,
3. Potensi Perairan
Selain dikenal
sebagai Negara agraris, Indonesia juga mempunyai potensi sebagai Negara
maritim. Hal itu tidak lepas dalam kaitanya wilayah Indonesia yang sebagian
besar adalah wilayah perairan dan lautan. Tentu saja keadaan tersebut dapat
menjadikan peluang tersendiri dalam pengembangaan usaha perikanan. Dari sisi
tersebutlah yang menjadikan potensi bisnis perikanan di Indonesia mempunyai
prospek yang bagus dalam persaingan dunia kerja.
Sektor perikanan
merupakan sektor yang cukup baik dalam peningkatan pendapatan nasional. Banyak
pasar ekspor yang akhir-akhir ini tertarik terhadap hasil perikanan Indonesia.
Sebut saja Negara-negara di timur tengah dan Amerika yang memberi peluang masuknya
produk perikanan Indonesia. Alhasil pendapatan nasional cukup meningkat akibat
sumbangan ekspor perikanan ke Negara luar negeri.
Besar pendapatan
sektor pertanian (Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan) menunjukkan
angka yang terus meningkat dari tahun 2004 hingga 2009, yaitu sebesar Rp
329.124,6 Miliar pada tahun 2004 yang terus meningkat di tahun-tahun berikutnya
hingga mencapai Rp 858.252 Miliar pada tahun 2009. Begitu pula dengan
pendapatan sektor industri yang juga mengalami peningkatan, besar pendapatan
sektor industri (industri pengolahan) menunjukkan angka yang terus meningkat
dari tahun 2004 hingga 2009, yaitu sebesar Rp 644.342,6 Miliar pada tahun 2004
yang terus meningkat di tahun-tahun berikutnya hingga mencapai Rp 1.480.905,4
Miliar pada tahun 2009. Pendapatan Dometik Bruto (PDB) Indonesia pun secara
keseluruhan mengalami peningkatan, besar PDB tahun 2004 adalah Rp 2.295.826,2
Miliar dan meningkat pada tahun berikutnya menjadi Rp 2.774.281,1 Miliar,
kemudian meningkat lagi pada tahun 2006 menjadi Rp 3.339.216,8 Miliar kemudian
meningkat lagi pada tahun 2007 menjadi Rp 3.950.893,2 Miliar, pada tahun 2008
menjadi Rp 4.951.356,7 Miliar dan meningkat lagi pada tahun 2009 menjadi Rp
5.613.441,7 Miliar, angka yang cukup signifikan dalam perekonomian suatu
Negara.
mengatakan bahwa
pertanian merupakan sektor terbesar dari hampir setiap sektor perekonomian
negara berkembang termasuk negara Indonesia. Sektor ini menyediakan pendapatan
bagi hampir seluruh angkatan kerja yang ada, menghasilkan bahan mentah, bahan
baku atau penolong bagi industri dan menjadi sumber terbesar penerimaan devisa
dalam peningkatan perekonomian Negara.
Menurut Saya Tentang
Bisnis Bidang Pertanian : Ada
banyak potensi lahan di Indonesia yang bisa digunakan dan bisa digarap petani
Indonesia. Jika kesemuanya itu bisa dimanfaatkan dengan baik, maka akan menjadi
sebuah peluang bisnis yang menguntungkan. Banyak potensi yang dimiliki
Indonesia yang bisa mejadi peluang bisnis karena Indonesia itu adalah negara
yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki tanah yang subur. Oleh karena itu
kita harus bisa memafaatkan kekayaan Indonesia dengan baik dan benar sehingga
menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.
1.
Bisnis Dalam Bidang
Peternakan
Secara umum penilaian
dan keberhasilan dalam budidaya peternakan yang telah dijalankan oleh peternak,
dapat digambarkan atau ditinjau dari berbagai aspek dalam proses budidaya
peternakan, sebagai berikut:
1.
Aspek Produksi
o
Tingkat produksi tinggi, tetapi secara ekonomi masih
tetap berada dalam batas-batas yang menguntungkan
o
Produksi per tenaga kerja mencapai rasio (imbangan)
yang tinggi
o
Jumlah yang dipelihara cukup banyak, tetap selalu
dalam imbangan yang menguntungkan
o
Produksi makanan ternak cukup banyak, sehingga
memungkinkan tersedia sepanjang tahun
2.
Aspek Reproduksi
o
Semua aspek reproduksi yang bernilai ekonomis (masa
kosong, service per conception, conception rate, umur pertama
kawin, dan umur beranak) selalu dipertahankan pada tingkat yang efisien
menguntungkan
o
Setiap pedet yang dilahirkan tumbuh normal dan tingkat
pertumbuhan sesuai dengan umurnya
o
Selalu tersedia ternak pengganti (replacement stock) dengan umur dan bobot badan yang
seragam
3.
Aspek Ekonomi
o
Tingkat keuntungan (profit) per ekor
ternak selalu dapat dipertahankan tinggi, berarti investasi pada setiap ekor
sapi perah tetap berada pada tingkatan rendah
o
Tenaga kerja digunakan secara efisien pada berbagai
sektor produksi, sehingga ongkos tenaga kerja yang dikeluarkan cukup memadai
o
Perhitungan dan penggunaan modal (capital) dilakukan secara tepat dan efisien terhadap
unit-unit produksi
o
Kualitas produksi selalu dapat dipertahankan, sehingga
nilai jual tinggi
4.
Aspek Fasilitas
o
Pengadaan sarana dan fasilitas dalam jumlah yang
memadai dan efisien dalam penggunaannya
o
Penempatan perkandangan dan bangunan-bangunan lainnya
diatur secara strategis dan efisien bagi para tenaga kerja, serta luasnya
sesuai dengan kebutuhan
o
Pelaksanaan dan penggunaan semua catatan (recording) dari setiap kegiatan dilakukan secara
teratur dan akurat, sehingga dapat mempermudah dan memperlancar evaluasi, serta
pembuatan keputusan yang bersifat manajemen (managerial)
keadaan
tersebut dapat dilaksanakan oleh para peternak, berarti para peternak tersebut
telah mampu atau tingkat manajemennya baik, sehingga tingkat keuntungan
peternak selalu dapat dipertahankan. Sebaliknya, apabila aspek manajemen
tersebut diabaikan atau kurang mendapat perhatian, sekalipun dalam peternakan
itu menggunakan ternak yang unggul dan mendapat bahan makanan yang berkualitas
baik, maka tingkat produksi akan tetap rendah atau tingkat keuntungan tetap
sedikit (rendah). Oleh karena itu, baik tidaknya pelaksanaan kegiatan
usaha yang berhubungan dengan aspek manajemen tersebut sepenuhnya bergantung
pada kemampuan, keterampilan, dan wawasan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh
peternak/manager. Seorang peternak mempunyai status/kedudukan
sebagai pemimpin, peng-awas, dan pemelihara (pengusaha) yang senantiasa
mengharapkan keuntungan dari usahanya. Oleh karen itu, peternak adalah
faktor penentu untuk mengoperasikan suatu usaha peternakan. Akan tetapi.
Pada kenyataannya hal tersebut sering terlupakan, terutama pada
peternakan-peternakan skala kecil. Hal ini disebabkan karena:
o
Tekanan/desakan kemanjuan ilmu pengetahuan
o
Kemajuan teknologi dan produk-produk teknologi,
seperti embryo transferdan ransum jadi
o
Program perbaikan mutu genetik
Dengan demikian,
kualitas seorang peternak/manager peternakan sangat diperlukan, karena
merupakan faktor utama sebagai unsur pelaksana kegiatan yang dapat menentukan
berhasil-tidaknya suatu usaha. Secara garis besarnya, seorang peternak/manager
dapat dinilai berhasil dengan baik jika dilihat dari segi:
1.
Skala usaha atau jumlah ternak yang dipelihara semakin
berkembang dalam proporsi atau rasio ternak yang menguntungkan
2.
Keberhasilan menggunakan metode usaha yang baik,
sehingga selalu memberikan jaminan dari usahanya yang kurang menguntungkan
menjadi suatu usaha yang lebih menguntungkan
Kualitas seorang
peternak/manager selain dapat dinilai berdasarkan kemampuan, keterampilan dan
pengetahuannya, juga diperlukan tambahan yang berkaitan dengan sikap dan
kepribadiannya, serta kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dapat membawa
keberhasilan. Adapun sikap dan kepribadian yang dituntut dari seorang
peternak/manager adalah sebagai berikut:
1.
Memiliki kecintaan yang besar terhadap ternak yang
dipeliharanya.
2.
Memiliki kepribadian yang teguh, rajin, dan tekun
bekerja
3.
Bijaksana dan cukup pengalaman dalam berbagai
tindakan,sehingga keputusan-keputusan manajerial selalu tepat
4.
Percaya diri akan kemampuannya
Menurut saya bisnis dalam bidang peternakan :
Seorang peternak
mempunyai status/kedudukan sebagai pemimpin, peng-awas, dan pemelihara
(pengusaha) yang senantiasa mengharapkan keuntungan dari usahanya. Oleh
karena itu, peternak adalah faktor penentu untuk mengoperasikan suatu usaha
peternakan.
III. Bisnis Dalam Bidang Kelautan
Negara
Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki puluhan
ribu pulau. Setidaknya terdapat 13.466 pulau yang bernaung di wilayah Negara
Kesatua Republik Indonesia, sedangkan luas daratan dan lautan memiliki
perbandingan yang cukup signifikan, dari data statistik yang diperoleh
setidaknya total luas daratan Indonesia mencapai 1.910.000 km2 sedangkan total luas lautan mencapai 6.279.000 km2. Dengan total keseluruhan luas laut di Indonesia dan
potensi sumber daya alam yang dianugerahkan Tuhan kepada negeri ini, baik
berupa hayati dan non–hayati merupakan asset besar bagi Indonesia.
Salah
satu potensi Indonesia yaitu dibidang perikanan. Indonesia memiliki potensi di
bidang perikanan adalah 65 juta ton/ tahun, namun masih 20% yang dimanfaatkan.
Tercatat bahwa nilai ekonomi yang terbantu dari sisi potensi perikanan ini jika
dikalkulasikan maka pendapatan negara bisa mencapai US$ 47.000.000.000/tahun
ditambah lagi dengan kerugian yang diakibatkan olehillegal fishing dari
tahun 2001– 2013 di laut Arafuru. Dari laut Arafuru ini, Negara mendapat
kerugian sebesar Rp. 520.000.000.000.000 (520 T).
Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP) senantiasa berkomitmen dalam membuka peluang kerja sama dan
kran investasi tetap mengalir di sektor kelautan dan perikanan secara terpadu.
Hal ini akan sejalan dengan dukungan kebijakan guna menciptakan iklim investasi
yang kondusif untuk menarik investor baru, memfasilitasi mediasi dan promosi
dan pengurangan hambatan bagi investor. Industri di sektor kelautan dan
perikanan kian strategis dan menjanjikan, karena memiliki keterkaitan dari hulu
ke hilir sehingga dengan meningkatnya nilai investasi dapat menggerakkan
perekonomian daerah maupun nasional. Pasalnya, selama ini ekonomi kelautan
belum menjadi kebijakan strategis nasional, meskipun potensi yang dimiliki
sektor ini terbilang sangat besar.
Untuk
mendukung hal tersebut, KKP telah menempuh upaya pengembangan, pemanfaatan dan
pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan melalui prinsip pendekatan
investasi yang berbasis pada investasi kreatif inovatif yang bernafaskan Blue Economy. Mengingat sektor kelautan dan perikanan
merupakan salah satu unggulan baru di Indonesia yang realistis dimana potensi produksi
yang dimiliki dan permintaan terhadap komoditas produk kelautan terus
meningkat. Seperti diketahui, bahwa potensi serta kekayaan sumber daya kelautan
dan perikanan Indonesia diperkirakan mencapai Rp 3.000 triliun per tahun dengan
nilai aktivitas ekonomi perikanan pada tahun 2013 mencapai Rp 291,8 triliun.
“Nilai aktivitas ekonomi tersebut meningkat Rp 36,4 triliun dibandingkan dengan
tahun 2012.
Sementara
itu, menurut hasil proyeksi Balitbang KKP economic size sektor
perikanan di tahun 2014 mencapai Rp 337 triliun atau meningkat sebesar Rp 45,2
triliun dibandingkan dengan tahun 2013. Padahal 10 tahun lalu, nilai aktivitas
ekonomi perikanan masih di bawah Rp 50 triliun dengan kenaikan rata-rata Rp 4,4
hingga 7,4 triliun per tahun. “Beranjak dari hal tersebut, sektor ini dapat
menjadi ‘ladang’ para investor di dalam pembangunan dan pengembangan industri
kelautan dan perikanan secara terpadu dan berkelanjutan di Indonesia.
Sementara itu, jika
berkaca pada data nilai perdagangan sektor kelautan perikanan pada tahun 2012
lalu, mencapai 3,85 miliar dollar AS. Lalu pada tahun 2013 naik menjadi 4,19
miliar dollar AS. Lebih lanjut, menilik dari sisi penyediaan pangan khususnya
produk olahan, tercatat jumlah produk olahan mencapai 5,16 juta ton atau
meningkat sebesar 6,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. “Hal ini
menunjukkan kebijakan indutrialisasi yang dicanangkan KKP telah memberikan
hasil positif bagi peningkatan produk perikanan nasional.
Bisnis produk
perikanan non konsumsi pun mengalami kenaikan tren positif dan memiliki prospek
yang menjanjikan secara ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari capaian nilai
perdagangan produk perikanan non konsumsi meningkat sebesar Rp 1,789 triliun
atau sebesar 119 persen di tahun 2013 dari target sebesar Rp 1,5 triliun. Adapun
nilai perdagangan produk non konsumsi terbesar disumbang oleh ikan hias yakni
sebesar Rp 819 miliar dan tepung ikan sebesar Rp 611 miliar. “Bersandar dari
data tersebut, maka sektor kelautan dan perikanan memiliki peran sangat penting
dalam penyediaan bahan pangan dan bahan baku bagi industri, sumber penerimaan
devisa, pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan peningkatan
pendapatan masyarakat.
Menurut Saya Tentang
Bisnis Bidang Peternakan :
Salah
satu potensi Indonesia yaitu dibidang perikanan. Indonesia memiliki potensi di
bidang perikanan adalah 65 juta ton/ tahun, namun masih 20% yang dimanfaatkan.
Tercatat bahwa nilai ekonomi yang terbantu dari sisi potensi perikanan ini jika
dikalkulasikan maka pendapatan negara bisa mencapai US$ 47.000.000.000/tahun
ditambah lagi dengan kerugian yang diakibatkan olehillegal fishing dari
tahun 2001– 2013 di laut Arafuru. Dari laut Arafuru ini, Negara mendapat
kerugian sebesar Rp. 520.000.000.000.000 (520 T).
Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP) senantiasa berkomitmen dalam membuka peluang kerja sama dan
kran investasi tetap mengalir di sektor kelautan dan perikanan secara terpadu.
Hal ini akan sejalan dengan dukungan kebijakan guna menciptakan iklim investasi
yang kondusif untuk menarik investor baru, memfasilitasi mediasi dan promosi
dan pengurangan hambatan bagi investor. Industri di sektor kelautan dan
perikanan kian strategis dan menjanjikan, karena memiliki keterkaitan dari hulu
ke hilir sehingga dengan meningkatnya nilai investasi dapat menggerakkan
perekonomian daerah maupun nasional. Pasalnya, selama ini ekonomi kelautan
belum menjadi kebijakan strategis nasional, meskipun potensi yang dimiliki
sektor ini terbilang sangat besar.
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar